bengkelpintar.org Fenomena motor rewel setelah isi Pertalite kini ramai di wilayah Mojokerto. Sejumlah bengkel menerima puluhan kendaraan yang mengalami gejala serupa, mulai dari mesin brebet, kehilangan tenaga, hingga pengapian tidak stabil.
Keluhan warga ini memicu kekhawatiran di kalangan pengguna sepeda motor. Banyak yang mengira bahan bakar yang beredar telah tercampur zat lain, sementara para mekanik justru menduga campuran etanol menjadi penyebab utamanya.
Lonjakan Motor Bermasalah
Di bengkel Tri Star Motor, Jalan Kepuhanyar, Mojokerto, pemilik bengkel Robi Samapta mengaku menerima banyak motor dengan keluhan yang sama dalam dua hari berturut-turut. Menurutnya, sebagian besar kendaraan yang masuk adalah motor injeksi keluaran terbaru.
“Gejalanya hampir mirip semua. Mesin brebet, busi cepat kotor, dan pembakaran terasa tidak sempurna. Bahkan, bau bensinnya lebih menyengat dan cepat menguap,” ujar Robi.
Ia menjelaskan, semua motor itu baru saja mengisi Pertalite di SPBU kawasan Mojokerto, baik kota maupun kabupaten. Dari hasil pemeriksaan teknis, ditemukan perubahan warna pembakaran di ruang mesin menjadi kehijauan dan dinding silinder meninggalkan residu halus menyerupai bedak.
“Itu tanda bahan bakar tidak terbakar sempurna. Etanol punya kadar air tinggi. Kalau sistem injeksi tidak disetel ulang, pengapian bisa terganggu,” jelasnya.
Ciri-Ciri Motor Terdampak
Beberapa pemilik motor juga melaporkan munculnya asap putih kehijauan dari knalpot sesaat setelah mesin dihidupkan. Banyak yang mengira mesin mengalami kebocoran oli, padahal itu akibat pembakaran etanol yang tidak tuntas.
“Banyak yang panik karena mengira motornya rusak berat. Padahal itu sisa pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna,” tambah Robi.
Efek dari kondisi ini tidak bisa dianggap sepele. Dalam jangka panjang, busi dan elektroda cepat rusak, ruang bakar bisa mengalami korosi, dan injektor berpotensi tersumbat.
“Kalau tetap dipakai tanpa penanganan, mesin bisa cepat aus bahkan jebol,” tegasnya.
Langkah Cepat dari Mekanik
Untuk menghindari kerusakan lebih parah, Robi menyarankan pengguna motor segera menguras tangki bensin, mengganti busi baru, dan beralih ke bahan bakar beroktan tinggi seperti Pertamax.
“Setelah dikuras dan diganti busi, performa motor langsung normal. Tarikan jadi enteng lagi, suara mesin halus seperti semula,” katanya.
Langkah sederhana ini terbukti efektif bagi banyak pengguna. Salah satunya Ari, warga Kecamatan Magersari, yang mengalami masalah serupa. “Motorku sempat parah banget, jalannya tersendat. Setelah dikuras dan ganti busi, langsung pulih,” ungkapnya.
Dugaan Campuran Etanol
Para mekanik menduga masalah ini berasal dari kandungan etanol dalam bahan bakar Pertalite yang terlalu tinggi. Etanol bersifat menyerap air, sehingga bisa mengganggu proses pembakaran pada mesin injeksi modern.
“Campuran etanol yang berlebihan membuat pembakaran tidak sempurna. Akibatnya, tenaga motor hilang dan busi cepat kotor,” ujar Robi.
Selain itu, bahan bakar dengan kadar air tinggi dapat menurunkan kualitas pengapian dan memicu endapan di tangki. Bila dibiarkan, endapan ini dapat menimbulkan karat pada dinding tangki dan mengganggu aliran bahan bakar.
Beberapa mekanik bahkan menyebut residu kehijauan di ruang bakar sebagai tanda khas dari pengaruh etanol yang tidak stabil saat suhu tinggi.
Belum Ada Tanggapan Resmi
Meski keluhan terus bermunculan, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari Pertamina atau pihak pemerintah terkait dugaan campuran etanol pada bahan bakar Pertalite.
Pihak SPBU di Mojokerto pun belum memberikan keterangan terbuka. Sebagian besar hanya memastikan bahwa distribusi bahan bakar tetap mengikuti standar nasional dan tidak ada praktik pengoplosan di lapangan.
Namun di sisi lain, para mekanik di Mojokerto sepakat bahwa kualitas Pertalite akhir-akhir ini terasa menurun. Beberapa di antaranya menyebut oktan bahan bakar tampak lebih rendah, sehingga proses pembakaran di mesin menjadi kurang stabil.
Imbauan untuk Pengguna
Untuk mencegah kerusakan lebih parah, mekanik menyarankan pengendara agar lebih selektif saat mengisi bahan bakar. Sebisa mungkin, hindari membeli bensin di tempat eceran atau SPBU kecil yang jarang melakukan perawatan tangki bawah tanah.
Selain itu, penting juga melakukan servis rutin setiap beberapa ribu kilometer, termasuk pembersihan injektor dan penggantian filter bahan bakar.
“Servis berkala penting untuk menjaga sistem injeksi tetap bersih. Jangan tunggu mesin brebet baru ke bengkel,” ujar Robi.
Potensi Dampak Lebih Luas
Masalah yang muncul di Mojokerto bisa menjadi indikasi gangguan kualitas BBM di wilayah lain. Bila benar ada ketidakseimbangan kadar etanol, dampaknya bisa meluas ke ribuan kendaraan di berbagai daerah.
Selain menyebabkan kerusakan mesin, kondisi ini juga berpotensi menurunkan efisiensi bahan bakar dan meningkatkan emisi gas buang. Mesin yang tidak terbakar sempurna menghasilkan lebih banyak karbon dan residu.
Untuk itu, para ahli otomotif menilai perlu adanya uji laboratorium resmi terhadap kandungan Pertalite agar publik tidak terjebak spekulasi.
Kesimpulan
Kasus motor brebet di Mojokerto menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap kualitas bahan bakar dan pemeliharaan kendaraan. Dugaan campuran etanol memang masih perlu pembuktian ilmiah, tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa bahan bakar dengan kadar air tinggi memang berisiko pada mesin injeksi.
Masyarakat diimbau tetap waspada, namun tidak panik. Solusi paling aman adalah menggunakan bahan bakar beroktan tinggi, menjaga kebersihan sistem bahan bakar, dan rutin melakukan servis di bengkel terpercaya.
Dengan langkah preventif sederhana, motor akan tetap bertenaga, efisien, dan terhindar dari kerusakan akibat pembakaran yang tidak sempurna.

Cek Juga Artikel Dari Platform otomotifmotorindo.org
