bengkelpintar.org Fenomena motor brebet setelah mengisi Pertalite kembali ramai di wilayah Sidoarjo. Sejumlah pemilik kendaraan mengeluhkan motor mereka mendadak tersendat dan kehilangan tenaga setelah mengisi bahan bakar di beberapa SPBU.
Banyak yang merasa panik karena gejala ini muncul tiba-tiba. Dalam beberapa hari terakhir, bengkel di sekitar kawasan Magersari, Sidoarjo, menerima puluhan motor dengan keluhan serupa. Sebagian besar adalah motor matic keluaran baru dengan sistem injeksi modern.
Lonjakan Motor Bermasalah
Seorang mekanik bernama Firman, yang bekerja di bengkel daerah Magersari, mengatakan bahwa jumlah motor yang masuk meningkat tajam. “Dalam beberapa hari terakhir, motor yang brebet semakin banyak. Rata-rata motor matic injeksi keluaran 2020 ke atas. Semua pemilik bilang baru isi Pertalite,” ujarnya.
Menurutnya, gejala yang muncul hampir sama: mesin tersendat, gas tidak responsif, dan motor mengeluarkan bau bahan bakar menyengat seperti pepaya busuk. Bau ini muncul saat mesin dihidupkan dan terasa lebih kuat di sekitar knalpot.
Firman menyebut, aroma tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh proses pembakaran yang tidak sempurna. Ia menduga ada kandungan tambahan dalam bahan bakar yang membuat karakter pembakarannya berubah. “Biasanya bau bensin normal, tapi ini beda banget, kayak campur etanol atau air,” katanya.
Analisis dari Mekanik
Dari hasil pemeriksaan di beberapa motor, Firman menemukan endapan halus di ruang bakar serta warna busi yang kehitaman pekat. Kondisi ini menunjukkan bahwa pembakaran tidak berlangsung optimal.
“Bahan bakar yang terlalu lembap bisa bikin pengapian lemah. Campuran etanol atau air di dalam bensin membuat mesin susah menyesuaikan,” jelasnya.
Selain itu, motor dengan sistem injeksi elektronik lebih sensitif terhadap kualitas bahan bakar. Sedikit perbedaan kadar oktan atau kelembapan bisa langsung terasa di performa mesin. “Motor injeksi itu butuh bahan bakar kering. Kalau ada air sedikit saja, sensornya langsung terganggu,” tambahnya.
Beberapa motor yang diperiksa bahkan mengeluarkan asap putih kehijauan dari knalpot. Hal ini biasanya terjadi karena sisa bahan bakar tidak terbakar sempurna dan menguap melalui saluran buang.
Efek Jangka Panjang
Firman mengingatkan bahwa efek bahan bakar buruk tidak hanya menimbulkan gejala brebet sesaat. Dalam jangka panjang, busi bisa cepat rusak, elektroda aus, dan injektor berpotensi tersumbat.
Selain itu, ruang bakar bisa mengalami korosi karena adanya kadar air tinggi di bahan bakar. Jika dibiarkan, performa motor akan menurun drastis dan konsumsi bensin menjadi boros. “Kalau dipakai terus tanpa dibersihkan, motor bisa jebol. Banyak yang nggak sadar sampai rusak total,” ujarnya.
Untuk mencegah hal itu, ia menyarankan pengguna motor agar segera menguras tangki bensin, membersihkan filter bahan bakar, dan mengganti busi. “Setelah dibersihkan dan ganti bensin lain, biasanya motor langsung normal lagi,” katanya.
Kesaksian Pengguna
Sejumlah pengguna motor di Sidoarjo juga mengalami hal serupa. Salah satunya Agus, warga Bluru, yang motornya tiba-tiba brebet setelah isi bahan bakar. “Awalnya saya kira businya kotor. Tapi setelah dibersihkan masih sama, malah makin parah,” ujarnya.
Ia baru sadar ada yang aneh saat mencium bau bahan bakar yang mirip pepaya busuk dari knalpot. Setelah dibawa ke bengkel, ternyata tangki bensin mengandung endapan cairan bening menyerupai air. Setelah dikuras dan diisi ulang dengan bahan bakar beroktan tinggi, motornya kembali normal.
“Begitu ganti Pertamax, langsung enak lagi. Tarikan halus dan nggak brebet,” tambahnya.
Dugaan Kandungan Etanol
Banyak mekanik di Sidoarjo menduga bahwa masalah ini dipicu oleh campuran etanol yang berlebihan dalam bahan bakar Pertalite. Etanol dikenal memiliki kadar air tinggi dan mudah menyerap kelembapan dari udara.
“Kalau kadar etanol terlalu besar, proses pembakaran berubah. Mesin jadi susah hidup, tenaga hilang, dan muncul bau aneh,” terang Firman.
Meski belum ada bukti laboratorium, pola kerusakannya mirip dengan motor yang memakai bahan bakar berair. Warna residu di busi dan ruang bakar pun seragam — kehijauan dan berdebu.
Tanggapan dan Imbauan
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Pertamina terkait keluhan pengguna di Sidoarjo. Namun para montir berharap pemerintah segera melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kualitas bahan bakar di lapangan.
Sementara itu, para pengguna diminta lebih hati-hati. Mekanik menyarankan agar mengisi bahan bakar di SPBU besar yang ramai dan sering melakukan pengiriman ulang BBM agar kualitasnya terjaga.
Selain itu, disarankan untuk tidak mencampur bahan bakar dari dua jenis berbeda dalam satu tangki, karena perbedaan kadar oktan bisa membuat pembakaran tidak stabil.
“Kalau tangki sudah terisi Pertalite, jangan ditambah Pertamax atau sebaliknya tanpa dikuras dulu. Nanti malah tambah parah,” ujar Firman.
Edukasi bagi Pengendara
Kasus ini menjadi pengingat bagi pengguna sepeda motor agar lebih peduli terhadap kondisi mesin. Servis berkala setiap beberapa ribu kilometer wajib dilakukan untuk menjaga performa kendaraan.
Pemeriksaan rutin pada sistem injeksi, filter udara, dan busi bisa mencegah gejala brebet sejak awal. Selain itu, perhatikan juga perubahan kecil seperti suara mesin yang tidak stabil atau bau bahan bakar yang berbeda.
“Kalau sudah ada tanda aneh, jangan tunggu rusak. Langsung periksa. Kadang masalah kecil bisa cepat parah kalau dibiarkan,” kata Firman.
Kesimpulan
Kasus motor brebet di Sidoarjo menunjukkan bahwa kualitas bahan bakar perlu diawasi lebih ketat. Bau bahan bakar seperti pepaya busuk dan sisa pembakaran kehijauan menjadi tanda adanya gangguan pada komposisi BBM.
Meski belum terbukti secara ilmiah, dugaan kuat mengarah pada campuran etanol dan kadar air tinggi yang memengaruhi sistem pembakaran motor injeksi modern.
Pengendara diimbau tetap tenang, menjaga perawatan kendaraan, serta memilih bahan bakar dari sumber terpercaya. Dengan langkah sederhana ini, performa mesin tetap optimal dan risiko kerusakan bisa dihindari.

Cek Juga Artikel Dari Platform ngobrol.online
