bengkelpintar.org Fenomena motor mbrebet setelah mengisi Pertalite masih terus terjadi di wilayah Surabaya. Banyak pemilik kendaraan mengaku panik karena motor mereka tiba-tiba kehilangan tenaga dan tersendat saat dikendarai.
Kondisi ini membuat sejumlah bengkel di kota tersebut ramai hingga malam hari, dipenuhi pengendara yang ingin memeriksa kendaraannya. Para mekanik bekerja tanpa henti, menangani keluhan yang hampir semuanya serupa — mesin brebet, busi cepat kotor, dan suara mesin terdengar tidak stabil.
Motor Mbrebet Saat Tarikan Gas
Salah satu warga Surabaya, Fuad, menceritakan pengalamannya ketika motor miliknya mendadak bermasalah. Saat menarik gas, motor terasa berat dan tersendat seperti kehilangan tenaga.
“Awalnya saya isi penuh. Tapi ketika bahan bakar tinggal separuh, tiba-tiba motor mulai mbrebet. Baru kali ini saya alami,” kata Fuad.
Motor yang ia gunakan adalah Honda PCX 160 keluaran baru dengan sistem injeksi modern. Menurutnya, gejala tersebut muncul tidak lama setelah ia mengisi bahan bakar jenis Pertalite di SPBU kawasan Kertajaya.
“Awalnya nggak ada masalah. Tapi beberapa hari kemudian, tarikan gas jadi aneh, motor terasa berat dan tersendat,” tambahnya.
Fuad akhirnya memutuskan membawa motornya ke bengkel karena khawatir terjadi kerusakan pada bagian injeksi. Ia juga mengaku mencium bau bahan bakar yang menyengat, berbeda dari biasanya.
Bengkel Padat Hingga Larut Malam
Banyak bengkel di Surabaya mengalami peningkatan jumlah pelanggan secara drastis. Beberapa mekanik bahkan harus bekerja hingga larut malam untuk melayani antrean perbaikan.
“Sejak pagi sudah ramai, bahkan sampai malam pun masih banyak yang datang,” kata Rizal, mekanik di salah satu bengkel daerah Ngagel.
Ia menuturkan bahwa hampir semua motor yang masuk mengalami gejala serupa — brebet, tenaga hilang, dan busi menghitam. “Rata-rata motor injeksi. Setelah dicek, businya kotor dan ruang bakar lembap,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi tersebut mirip seperti motor yang menggunakan bahan bakar bercampur air atau etanol berlebih. Campuran itu bisa mengubah cara pembakaran dan menyebabkan mesin sulit menyesuaikan.
Dugaan Kandungan Etanol
Beberapa mekanik menduga kandungan etanol dalam bahan bakar Pertalite meningkat, sehingga membuat pembakaran di mesin tidak stabil. Etanol bersifat menyerap air dari udara, sehingga jika kadar air terlalu tinggi, proses pembakaran menjadi tidak sempurna.
“Kalau kadar airnya tinggi, percikan api di busi nggak maksimal. Mesin jadi berat, bahkan bisa mati mendadak,” kata Rizal.
Ia menambahkan bahwa bahan bakar dengan kadar etanol tinggi biasanya meninggalkan bekas residu kehijauan pada ruang bakar dan aroma yang lebih tajam dari bensin biasa. Gejala ini mirip dengan kasus yang sebelumnya terjadi di beberapa wilayah Jawa Timur.
Dampak pada Mesin
Menurut para mekanik, efek dari bahan bakar yang tidak sempurna dapat merusak komponen mesin dalam jangka panjang. Busi cepat rusak, ruang bakar berkarat, dan injektor bisa tersumbat.
“Kalau dibiarkan, businya bisa aus, dan injektor butuh dibersihkan total. Bahkan ada beberapa motor yang sampai harus ganti injektor baru,” ujar salah satu teknisi.
Selain itu, sistem injeksi motor modern sangat sensitif terhadap perubahan kualitas bahan bakar. Sedikit campuran air saja bisa membuat sensor membaca data yang keliru, sehingga mesin tidak mampu menyesuaikan suplai bahan bakar dengan sempurna.
Solusi dari Mekanik
Sebagai solusi awal, para mekanik menyarankan agar pemilik motor menguras tangki bensin dan mengganti bahan bakar ke oktan lebih tinggi, seperti Pertamax. Setelah itu, lakukan pembersihan busi dan filter bahan bakar agar sisa endapan tidak menumpuk di ruang bakar.
“Biasanya setelah ganti bahan bakar dan kuras tangki, motor langsung normal. Tarikannya halus lagi dan suara mesin kembali stabil,” kata Rizal.
Ia juga menyarankan agar pengguna rutin melakukan servis setiap beberapa ribu kilometer untuk mencegah masalah serupa. “Servis injektor dan ganti busi secara berkala bisa mencegah motor brebet, apalagi kalau sering dipakai harian,” tambahnya.
Keluhan Warga Meluas
Keluhan serupa juga datang dari berbagai wilayah di Surabaya seperti Tambaksari, Wonokromo, hingga Gubeng. Banyak pengendara yang membagikan pengalaman mereka di media sosial, mengeluhkan motor tiba-tiba brebet setelah isi Pertalite.
Sebagian bahkan memilih beralih ke bahan bakar beroktan tinggi karena takut masalah kembali muncul. “Saya ganti ke Pertamax, langsung enak lagi. Tarikannya normal dan nggak ada bau aneh,” tulis salah satu pengguna di forum otomotif.
Namun, masih banyak warga yang belum mengetahui penyebab pasti fenomena ini. Beberapa di antaranya menduga masalah terjadi karena kualitas BBM di SPBU yang tidak seragam antarwilayah.
Belum Ada Tanggapan Resmi
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Pertamina atau instansi teknis terkait. Pemerintah daerah juga masih menunggu hasil pemeriksaan terhadap sampel bahan bakar yang dikumpulkan dari beberapa SPBU di Surabaya.
Sementara itu, para mekanik di lapangan sepakat bahwa bahan bakar dengan kadar air tinggi menjadi faktor paling mungkin. Mereka berharap pihak terkait segera memberikan penjelasan agar masyarakat tidak kebingungan.
“Yang penting sekarang pengguna jangan panik. Kalau motor brebet, segera bawa ke bengkel, jangan dibiarkan,” kata Rizal menutup.
Kesimpulan
Fenomena motor mbrebet di Surabaya menjadi peringatan bagi pengguna kendaraan untuk lebih selektif memilih bahan bakar. Dugaan campuran etanol atau kadar air tinggi masih menjadi perhatian utama para mekanik.
Walau belum ada penjelasan resmi, hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan pola yang sama: bahan bakar lembap, busi menghitam, dan mesin kehilangan tenaga.
Untuk sementara, solusi terbaik adalah menggunakan bahan bakar beroktan tinggi, melakukan perawatan rutin, dan menghindari SPBU yang mencurigakan. Dengan langkah ini, motor tetap prima, tarikan kembali halus, dan pengguna terhindar dari kerusakan mesin yang lebih parah.

Cek Juga Artikel Dari Platform olahraga.online
