bengkelpintar.org Fenomena motor brebet kembali ramai dibicarakan warga Sidoarjo.
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah bengkel di wilayah Magersari kebanjiran motor dengan keluhan mesin tersendat setelah pengisian bahan bakar jenis Pertalite.
Para mekanik menyebut kasus ini meningkat tajam dan tampak seperti pola massal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Firman (26), seorang mekanik di bengkel kawasan Magersari, mengatakan dalam tiga hari terakhir sudah lebih dari dua puluh motor masuk dengan keluhan serupa.
“Rata-rata motor matic injeksi keluaran 2020 ke atas. Semua mengaku baru isi Pertalite sebelum motor mereka brebet,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kasus ini tak hanya datang dari satu SPBU, tetapi dari beberapa titik di sekitar Sidoarjo.
Aroma Bensin Aneh dan Warna Tak Lazim
Hal yang paling mencolok, menurut Firman, adalah aroma bensin yang tercium dari tangki motor pelanggan.
Biasanya, bensin memiliki bau khas yang kuat dan tajam, tetapi kali ini aromanya aneh.
“Baunya mirip pepaya busuk, agak menyengat tapi manis basi gitu. Dan warnanya sedikit lebih keruh dari biasanya,” ungkapnya.
Saat beberapa tangki dikuras, mekanik menemukan bahwa bahan bakar tampak bercampur cairan bening seperti air.
Lapisan itu memisah di bagian bawah wadah dan menghasilkan bau yang tidak biasa.
Kondisi ini membuat mereka menduga adanya campuran zat lain di dalam bahan bakar.
“Kalau air masuk ke tangki, hasilnya memang seperti itu. Tapi kalau baunya sampai beda, bisa jadi karena ada bahan kimia lain yang ikut tercampur,” tambah Firman.
Motor Injeksi Jadi Korban Utama
Kasus ini paling banyak dialami oleh pemilik motor injeksi modern, terutama keluaran lima tahun terakhir.
Sistem injeksi yang sensitif terhadap perubahan kualitas bahan bakar membuat gangguan langsung terasa.
Motor jadi sulit dinyalakan, suara mesin tidak stabil, bahkan ada yang mati mendadak di tengah jalan.
Salah satu pelanggan bengkel, Doni, mengaku motornya tiba-tiba tersendat setelah mengisi bensin di SPBU Jalan Pahlawan.
“Awalnya jalan normal, tapi gak lama brebet. Saya kira businya kotor, ternyata pas dicek, katanya bensinnya gak beres,” ujarnya.
Doni akhirnya terpaksa menguras tangki dan mengganti bensin dengan Pertamax agar mesin kembali normal.
Reaksi Warga dan Media Sosial
Di media sosial lokal Sidoarjo, keluhan serupa juga mulai bermunculan.
Sejumlah pengguna mengunggah video saat mereka menguras bensin dan menunjukkan cairan yang tampak tidak murni.
Beberapa akun bahkan menampilkan dua lapisan cairan dengan warna berbeda di dalam botol.
“Kalau lihat warnanya, ini bukan Pertalite murni. Baunya aja udah beda banget,” tulis salah satu pengguna dalam unggahan grup Facebook komunitas otomotif Sidoarjo.
Unggahan itu langsung menuai ratusan komentar, sebagian besar mengeluhkan hal serupa dan menduga ada masalah di pasokan SPBU.
Bengkel Minta Pemerintah Lakukan Pemeriksaan
Fenomena ini membuat para pemilik bengkel mendesak agar ada pemeriksaan langsung dari pihak berwenang.
Menurut Firman, jika memang bahan bakar tercampur zat lain seperti air atau etanol, hal itu bisa berdampak besar terhadap mesin dan keselamatan pengendara.
“Kalau dibiarkan, injektor bisa rusak, piston cepat aus, dan mesin bisa jebol,” jelasnya.
Ia berharap Dinas Perdagangan dan pihak Pertamina turun langsung mengambil sampel untuk diuji di laboratorium.
“Biar jelas, apakah ini kesalahan distribusi, tangki SPBU bocor, atau memang bahan bakarnya tercampur dari sumbernya,” tambahnya.
Pakar Otomotif Jelaskan Dampaknya
Pakar otomotif Rizky Nugraha menjelaskan bahwa bahan bakar yang terkontaminasi dapat mengganggu sistem pembakaran.
Etanol atau air yang bercampur dalam bensin akan menurunkan nilai oktan dan membuat proses pembakaran tidak sempurna.
“Akibatnya, mesin brebet, boros bahan bakar, dan bisa menimbulkan kerak pada ruang bakar,” ungkapnya.
Selain itu, kandungan etanol yang terlalu tinggi dapat mempercepat korosi pada logam di tangki dan injektor.
Hal ini bisa merusak motor secara permanen bila tidak segera ditangani.
“Motor injeksi tidak dirancang untuk kadar etanol tinggi, jadi efeknya cepat terasa,” katanya menegaskan.
Pertamina Siapkan Langkah Tindak Lanjut
Menanggapi laporan ini, perwakilan Pertamina Patra Niaga Wilayah Jatim menyatakan siap melakukan pemeriksaan di lapangan.
Pihaknya akan mengumpulkan sampel bahan bakar dari beberapa SPBU yang dilaporkan oleh warga.
“Pertamina sangat terbuka terhadap laporan masyarakat. Jika terbukti ada kontaminasi, kami akan ambil tindakan tegas,” ujar pejabat terkait.
Mereka juga mengimbau masyarakat agar segera melapor melalui kanal resmi jika menemukan bahan bakar dengan bau atau warna tidak wajar.
Konsumen diminta menyertakan bukti pembelian dan sampel bahan bakar agar proses penelusuran lebih mudah dilakukan.
Langkah Pencegahan untuk Pengendara
Para mekanik menyarankan pengendara untuk lebih berhati-hati saat mengisi bahan bakar.
Hindari mengisi di SPBU yang baru saja kedatangan truk tangki karena saat itu endapan dari dasar tangki biasanya masih naik.
Selain itu, lakukan servis berkala, termasuk pembersihan injektor dan filter bahan bakar.
“Kalau motor brebet setelah isi bensin, jangan panik. Segera kuras tangki, ganti bahan bakar, dan bawa ke bengkel. Jangan tunggu rusak parah,” kata Firman mengingatkan.
Kesimpulan
Kasus motor brebet di Sidoarjo membuka mata banyak pihak akan pentingnya pengawasan kualitas bahan bakar.
Fenomena bau bensin seperti pepaya busuk menjadi indikasi adanya kontaminasi yang perlu diselidiki lebih lanjut.
Meski penyebab pastinya belum dapat dipastikan, warga berharap Pertamina dan pemerintah segera mengambil tindakan.
Sementara itu, pengendara disarankan lebih waspada dan tidak ragu beralih ke bahan bakar beroktan tinggi bila diperlukan.
Insiden ini menjadi pengingat bahwa kualitas bahan bakar sangat menentukan performa dan keamanan kendaraan.
Dengan pengawasan ketat dan kesadaran masyarakat, kejadian seperti ini diharapkan tidak terulang di masa mendatang.

Cek Juga Artikel Dari Platform suarairama.com
