bengkelpintar.org Selama dua hari terakhir, sejumlah bengkel di Mojokerto kebanjiran motor yang mengalami gejala aneh setelah pengisian bahan bakar jenis Pertalite.
Para pemilik kendaraan mengeluh motor mereka mendadak brebet, kehilangan tenaga, bahkan beberapa tak bisa distarter sama sekali.
Fenomena ini memunculkan kekhawatiran di kalangan warga bahwa bahan bakar yang dijual di beberapa SPBU mengalami penurunan kualitas atau tercampur zat lain seperti etanol.
Pantauan di bengkel Tri Star Motor di Jalan Kepuhanyar, Kabupaten Mojokerto, menunjukkan lonjakan jumlah motor yang datang dengan keluhan serupa. Dalam dua hari, tercatat lebih dari 30 motor masuk bengkel dengan gejala brebet setelah isi Pertalite.
“Senin kemarin ada 18 motor, lalu hari berikutnya tambah 13 lagi. Semua dengan keluhan yang hampir sama,” ujar Trisno, pemilik bengkel tersebut.
Gejala Seragam, Bensin Diduga Bercampur
Menurut Trisno, mayoritas motor yang datang memiliki gejala serupa: suara mesin tidak stabil, akselerasi melambat, dan asap knalpot menjadi lebih pekat dari biasanya.
Beberapa bahkan mengalami mati mendadak setelah berjalan beberapa kilometer dari SPBU.
Saat tangki bahan bakar dikuras, ditemukan cairan yang tampak lebih bening di bagian dasar—menyerupai air—yang diduga sebagai campuran etanol atau air.
“Kalau bensin murni, biasanya aromanya kuat dan tidak memisah. Tapi ini terlihat ada dua lapisan, kayak campuran air. Begitu dikuras, baunya pun agak aneh,” terang Trisno.
Ia menambahkan, bahan bakar yang bercampur air atau zat lain bisa merusak sistem pembakaran, menyebabkan busi cepat kotor, dan menurunkan efisiensi mesin secara drastis.
Keluhan Warga Semakin Meluas
Salah satu warga, Dimas Saputra, mengaku motornya tiba-tiba kehilangan tenaga setelah mengisi bensin di SPBU wilayah Sooko.
“Baru isi Rp30 ribu, jalan lima menit langsung brebet. Tadinya saya kira karburator kotor, tapi pas dicek di bengkel ternyata bensinnya kayak encer,” ujarnya.
Kasus serupa juga dialami Reni, seorang ojek online yang terpaksa menghentikan pekerjaannya sehari penuh karena motornya tak bisa dinyalakan.
“Saya rugi besar, nggak bisa narik seharian. Montir bilang harus ganti bensin pakai Pertamax dulu biar bersih,” keluhnya.
Para pengendara kini mulai berhati-hati dan memilih beralih ke bahan bakar Pertamax untuk sementara.
Beberapa bahkan memutuskan untuk menguras tangki sepenuhnya demi memastikan tidak ada sisa bahan bakar yang mencurigakan di dalamnya.
Bengkel Sarankan Gunakan BBM Beroktan Lebih Tinggi
Para mekanik di Mojokerto kini merekomendasikan pengendara menggunakan bahan bakar beroktan lebih tinggi, seperti Pertamax, untuk mencegah kerusakan lebih parah.
Menurut mereka, mesin motor modern semakin sensitif terhadap perubahan komposisi bahan bakar.
Jika ada kandungan air atau etanol berlebih, sistem injeksi bisa cepat terganggu dan menyebabkan motor tersendat.
“Kalau sudah terlanjur isi Pertalite yang jelek, solusinya kuras tangki, bersihkan filter, dan ganti busi. Setelah itu, isi dengan Pertamax supaya pembakarannya normal lagi,” jelas Trisno.
Ia juga menambahkan bahwa masalah seperti ini bisa merusak reputasi SPBU jika tidak segera ditindaklanjuti oleh pihak terkait.
Analisis Teknis: Etanol dan Dampaknya pada Mesin
Beberapa ahli otomotif menjelaskan bahwa bahan bakar yang tercampur etanol dalam kadar tinggi dapat memicu masalah pembakaran.
Etanol memiliki sifat menyerap air dari udara, sehingga ketika kadar air meningkat, proses pembakaran menjadi tidak sempurna.
Hal ini bisa menimbulkan gejala seperti brebet, sulit hidup, hingga mesin macet.
Selain itu, etanol juga bersifat korosif terhadap logam, terutama pada motor yang belum dirancang untuk bahan bakar campuran.
“Kalau kadar etanolnya di atas lima persen tanpa penyesuaian sistem, itu bisa merusak tangki dan komponen injeksi,” ungkap seorang teknisi dari Politeknik Negeri Malang yang dimintai pendapat.
Respon Pertamina dan Pemerintah Daerah
Menanggapi isu ini, pihak Pertamina meminta masyarakat untuk tidak terburu-buru menyimpulkan bahwa semua SPBU menjual bahan bakar tercampur.
Mereka mengimbau agar konsumen segera melapor dengan membawa bukti sampel bahan bakar jika mengalami kasus serupa.
“Kami siap menindaklanjuti laporan tersebut dengan uji laboratorium resmi,” ujar perwakilan Pertamina Wilayah Jatim.
Sementara itu, Dinas Perdagangan Kabupaten Mojokerto berencana melakukan pengecekan acak di beberapa SPBU.
Tujuannya memastikan seluruh distribusi bahan bakar sesuai standar dan tidak terjadi kontaminasi dari air atau zat kimia lain.
“Kami akan ambil sampel langsung dari tangki SPBU dan kirim ke laboratorium,” kata Yusuf Hidayat, Kepala Bidang Pengawasan Perdagangan.
Langkah Pencegahan bagi Pengendara
Mekanik menyarankan pengendara agar lebih waspada sebelum mengisi bahan bakar.
Hindari mengisi ketika mobil tangki baru saja menurunkan stok di SPBU, karena saat itu endapan dari dasar tangki bisa naik dan ikut terpompa.
Selain itu, rutinlah membersihkan filter bahan bakar setiap servis berkala agar kotoran tidak menumpuk.
Jika gejala brebet muncul setelah pengisian, segera kuras tangki dan jangan menyalakan mesin berulang kali.
Hal itu bisa memperparah kerusakan pada sistem pembakaran.
Lebih baik bawa kendaraan ke bengkel untuk diperiksa secara menyeluruh agar tidak terjadi kerusakan jangka panjang.
Kesimpulan
Lonjakan kasus motor mogok dan brebet di Mojokerto menjadi perhatian serius bagi warga dan pihak terkait.
Meski dugaan campuran etanol belum terbukti secara pasti, fenomena ini menunjukkan pentingnya pengawasan kualitas bahan bakar di lapangan.
Warga berharap pihak SPBU dan Pertamina segera melakukan pengecekan menyeluruh agar kejadian serupa tidak berulang.
Sementara itu, pengendara diimbau untuk menjaga kebersihan sistem bahan bakar, memilih BBM yang sesuai dengan spesifikasi mesin, dan tidak ragu beralih ke Pertamax bila dirasa lebih aman.
Kejadian ini menjadi pelajaran penting bahwa perawatan mesin dan kewaspadaan terhadap kualitas bahan bakar adalah kunci utama menjaga performa kendaraan tetap prima di jalan.

Cek Juga Artikel Dari Platform zonamusiktop.com
